Pengolahan Limbah Tumbuhan

Pengolahan Limbah Tumbuhan – Minimnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat pedesaan dalam hal pengolahan limbah  atau pengolahan limbah, membuat mereka harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli pupuk untuk menyuburkan tanah. Padahal mereke memiliki sumberdaya alam yang jumlahnya melimbah untuk diolah menjadi pupuk. Pada umumnya masyarakat pedesaan hanya membuang atau membakar daun-daun tanaman yang mereka tebang apabila pohon disekitar mereka sudah besar.

Tanaman tersebut harus ditebang dengan alasan apabila daun pada tumbuhan tersebut terlalu rimbun, dan bila terjadi hujan deras disertai angin kencang maka pohon tersebut akan mudah tumbang. Namun, seharusnya daun-daun tersebut dapat dimanfaatkan kembali menjadi salah satu barang yang memiliki nilai ekonomis dan manfaat yang lebih tinggi. Untuk  batang tumbuhan biasanya digunakan untuk kayu bakar, dan daun-daun dari batang tersebut hanya dibakar begitu saja. Dengan memiliki lahan yang luas merupakan salah keuntungan bagi mereka untuk lokasi pengolahan limbah dari tumbuhan.

Untuk mengendalikan laju penumpukan limbah  sebenarnya adalah dengan memberikan sosialisasi dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri masyarakat sendiri tentang bahaya limbah  bagi lingkungan oleh karena itu masyarakat harus memiliki berbagai penetahuan tentang limbah. Salah satunya adalah tentang prinsip pengolahan limbah.

Prinsip Pengolahan Limbah

Sebagai bahan pengetahuan, ada beberapa prinsip yang harus diketahui untuk mengolah sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
  • Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)
Mengurangi penggunaan barang atau material dalam kegiatan sehari-hari sampai seminimal mungkin agat tidak menghasilkan barang sisa atau menimbulkan limbah organik dan limbah non organik.  Apabila semaik besar jumlah  kita menggunakan  material maka akan semakin besar juga jumlah banyak limbah  yang ditimbulkan.
  • Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)
Kita harus pandai memanfaatkan barang-barang yang mungkin masih dapat digunakan kembali, atau juga memanfaatkan limbah organik dan limbah nonorganic menjadi barang yang bernilai ekonomis tinggi. Dengan cara ini dapat mengurangi tumpukan limbah, terutama limbah anorganik yang sulit terutai. Jangan menggunakan barang yang memiliki kemasan penggunaannya hanya sekali saja, setelah itu dibuang (bahasa Inggris: disposable).
  • Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
Menggunakan barang-barang disekitar kita untuk dimanfaatkan kembali atau biasa disebut dengan  didaur ulang lagi. Namun, tidak semua jenis material dapat dimanfaatkan kembali, tetapi pada masa sekarang ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang menggunakan limbah  menjadi barang yang  bermanfaat. Dan apabila diperjual belikan maka nilai jualnya akan lebih tinggi.
  • Mengganti (bahasa Inggris: replace)
Meneliti barang yang kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari dengan barang-barang yang awet dan tahan lama pemakaiannya. Gunakan produk yang memiliki kemasan dapat didaur ulang kembali atau mudah mengalami pelapukan atau dekomposisi.
Pengolahan Limbah Tumbuhan

Back to Content ^

Alternatif Pengelolaan Limbah Tumbuhan

Untuk menanggulangi permasalahan limbah  secara efektif dan efisien perlu dilakukan alternatif pengelolaan. Misalnya dengan Landfill, merupakan pilihan tepat dan sangat sesuai, karena landfill tidak menimbulkan masalah lingkungan dan tidak berkelanjutan. Malahan alternatife pengolahan limbah tumbuhan tersebut harus bisa mengatasi semua permasalahan tentang pembuangan limbah organik dan anorganik  dengan cara memanfaatkan kembali  semua jenis limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, agar mengurangi penggunaan  sumberdaya alam.

Untuk dapat tercapai alternatife pilian tersebut, terdapat ada tiga perkiraan dalam pengelolaan limbah  yang harus dirubah dengan 3 prinsip–prinsip baru. Daripada pilihan-pilihan bahwa masyarakat akan menghasilkan volume limbah  yang terus meningkat, pengurangan jumlah volume limbah  harus dijadikan sebagai prioritas utama. Dalam praktik membuang limbah harus dilakukan pemilahan, sehingga tiap bagian material limbah dapat dimanfaatkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang langsung pada sistem pembuangan limbah atau  Tempat pembuangan akhir sampah,  dibuang langsung dan setercampur seperti yang ada saat ini.

Pembuangan limbah  yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Harus mendapat perhatian, bahwa  peningkatan alur limbah yang berasal dari barang-barang jenis plastik dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu direncanakan kembali agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.

Program-program limbah  desa dan dikota harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat agar berhasil, dan tidak mungkin program pembungan limbah dibuat sama dengan didesa satu dan dikota lainnya. Sebagai contoh bahwa program-program limbah pada negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program pembuangan limbah yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, karena beberapa hal yang berbeda, seperti perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya pada bagian informal (tukang limbah  atau pemulung) merupakan suatu bagian penting dalam sistem penanggulangan  limbah  yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi bagian penting dalam sistem penanggulangan limbah  di negara berkembang.

Program-program pembuangan limbah pada negara Utara atau di negara Selatan, menggunakan sebuah sistem untuk penanganan limbah  organik merupakan bagian-bagian terpenting dari suatu sistem penanganan limbah  pedesaan dan perkotaa. Pengolahan limbah tumbuhan  atau pengolahan limbah organik  dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan yang dilakukan dengan bantuan hewan cacing) atau dapat dirubah menjadi bahan konsumsi  makanan hewan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini  harus dilaksanakan untuk menjamin bahwa material-material  yang masih bisa didaur kembali tidak terkontaminasi, hal ini merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pengolahan limbah tumbuhan atau atau pengolahan limbah. Dengan melakukan pengolahan limbah maka akan  menciptakan peluang kerja yang lebih banyak dengan jumlah kapasitas per ton limbah  apabila dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.




Melalui proses pelapukan  terjadi proses daur ulang unsur hara secara alami. Unsur hara yang terdapat dalam material atau limbah  organik yang telah mati, dengan bantuan mahluk mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah pupuk kompos.  Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses pelapukan atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses pelapukan kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses pelapukan terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah pupuk kompos.
Back to Content ^

Pengolahan Limbah Tumbuhan

Pengolahan tumbuhan dan material  menjadi pupuk kompos diartikan sebagai proses biokimia yang melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merubah bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perubahan  dari proses tersebut disebut   kompos. Hasil kompos biasanya dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman dan pembenah tanah.

Proses dari kompos dan pengomposan sudah ada sejak jaman dahulu dan Ratusan tahun yang lalu. Berbagai sumber informasi mengenai catatan, bahwa penggunaan kompos sebagai penyubur tanah atau penyubur tanaman telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Terdapat catatan  juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, hasil kompos dan teknologi pembuatan kompos sudah berkembang cukup pesat.

Memang sudah menjadi sifat dari manusia bahwa  perkembangan teknologi  dan industri telah menciptakan sifat bergantung pada sektor pertanian terhadap pupuk buatan  pabrik sehingga membuat orang melupakan pupuk kompos atau pupuk berbahan organik melalui pengelolaan limbah tumbuhan dan material lain. Padahal kompos memiliki kelebihan-kelebihan dibandungkan pupuk buatan yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi.
Diantaranya kelebihan pupuk berasal dari limbah organik  dibandingkan pupuk buatan  yaitu :
  1. Pupuk organik atau pupuk kompos dapat mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara.
  2. Pupuk kompos atau pupuk organik dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah.
  3. Pupuk kompos atau pupuk organik dapat menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara.
  4. Pupuk kompos atau pupuk organik menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.
Instalasi Pengolahan Limbah Air di Nusa Dua

Back to Content ^

Semoga artikel tentang Pengelolaan Limbah Tumbuhan dapat bermanfaat

Comments